.

Senin, 07 Mei 2012

Ikan Kutuk Sumber Albumin bagi Penderita Hipoalbumin dan Luka

Ikan gabus atau ikan kutuk sumber albumin. Ikan gabus (ikan kutuk) adalah sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah albumin) dan luka baik itu luka pasca operasi atau luka bakar dan tersayat/ lecet. Karena kandungan albumin inilah ikan kutuk mulai dijadikan sebagai sumber makanan alternatif dalam hal kesehatan khususnya dalam mempercepat proses penyembuhan luka. 

Secara ilmiah ikan gabus (ikan kutuk) sebagai sumber albumin alternatif telah diangkat dalam sebuah penelitian oleh Prof. Dr. Eddy Suprayitno MS, seorang guru besar biokimia ikan di Fakultas Perikanan Uniersitas Brawijaya pada tahun 2003. Dalam penelitianya yang berjudul "Albumin Ikan Gabus sebagai Makanan Fungsional Mengatasi Permasalahan Gizi Masa Depan" beliau membahas tuntas tentang potensi ikan gabus dalam hal kesehatan. “Dilihat dari kandungan asam aminonya, ikan gabus memiliki struktur yang lebih lengkap dibandingkan jenis ikan lain,” kata beliau.

Lantas, bagaimana teknis ikan gabus berperan dalam penambahan albumin Dalam tubuh manusia, albumin (salah satu fraksi protein) disintesis oleh hati kira-kira 100-200 mikrogram/g jaringan hati setiap hari. Albumin didistribusikan secara vaskuler dalam plasma dan secara ekstravaskuler dalam kulit, otot, serta beberapa jaringan lain. “Sintesis albumin dalam sel hati dipengaruhi faktor nutrisi. Terutama, asam amino, hormon, dan adanya satu penyakit,” tegasnya.

Gangguan sintesis albumin, kata Eddy, biasanya terjadi pada pengidap penyakit hati kronis, ginjal, serta kekurangan gizi. Sebenarnya, daging ikan gabus tidak hanya menjadi sumber protein, tapi juga sumber mineral lain. Di antaranya, zinc (seng) dan trace element lain yang diperlukan tubuh. Hasil studi Eddy pernah diujicobakan di instalasi gizi serta bagian bedah RSU dr Saiful Anwar Malang. Uji coba tersebut dilakukan pada pasien pascaoperasi dengan kadar albumin rendah (1,8 g/dl). “Dengan perlakuan 2 kg ikan kutuk masak per hari, telah meningkatkan kadar albumin darah pasien menjadi normal (3,5-5,5 g/dl),” ujarnya.

Fenomena ikan gabus (ikan kutuk) sebagai makanan untuk mempercepat penyembuhan luka ternyata secara empiris sudah lama digunakan oleh masyarakat di daerah pedesaan. Dimana anak laki-laki pasca dikhitan selalu dianjurkan mengonsumsi ikan jenis itu agar penyembuhan luka sayatan khitan lebih cepat. Caranya, daging ikan kutuk dikukus atau di-steam, sehingga memperoleh filtrate, yang dijadikan menu ekstra bagi penderita hipoalbumin dan luka. Pemberian menu ekstrak filtrat ikan kutuk tersebut berkorelasi positif dengan peningkatan kadar albumin plasma dan penyembuhan luka pascaoperasi.

Namun begitu besarnya manfaat ikan gabus (ikan kutuk) sebagai sumber albumin menjadi kurang berarti dan belum bisa diambil manfaatnya oleh masyarakat seluruhnya. Hal ini disebabkan oleh faktor jijik dan masih adanya kesan yang melekat di masyarakat jika makan ikan gabus (ikan kutuk) sama halnya dengan makan ular. Memang ciri-ciri fisik ikan gabus terutama bentuk kepalanya sangat mirip dengan kepala ular. 

Namun hal ini sekarang telah dapat diatasi dengan adanya produk KAPSUL KUTUK EKSTRAK. Dengan diolah melalui proses ekstraksi dan dikemas dalam bentuk kapsul, masyarakat akan lebih mudah dan tidak merasa takut lagi untuk mengonsumsi dan mengambil manfaat dari ikan gabus (ikan kutuk) sebagai sumber albumin yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka.

Harga
Rp 80.000,-/ botol (isi 50 kapsul)

Aturan Minum
3 x 1-3 kapsul sehari, diminum 1 jam sebelum makan.

Produksi
Bina Syifa Mandiri
Dep. Kes. RI P.IRT 207340101181
Ijin IKOT 442/00060/V-2