.

Senin, 11 Februari 2013

Penyakit Hepatitis C, Gejala dan Pengobatannya

Penyakit Hepatitis C - Salah satu jenis pentakit hepatitis adalah penyakit hepatitis C. Hepatitis C adalah penyakit yang menyerang organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C seringkali tidak memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat menyebabkan parut (eskar) pada hati, dan setelah menahun menyebabkan sirosis. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami sirosis juga mengalami gagal hati, kanker hati, atau pembuluh yang sangat membengkak di esofagus dan lambung, yang dapat mengakibatkan perdarahan hingga kematian.

Apa Gejala Penyakit Hepatitis C?
Gejala yang sering terjadi pada penderita Hepatitis C adalah:
  1. Lelah
  2. Tidak selera makan
  3. Sakit perut
  4. Urin menjadi gelap
  5. Kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice") jarang terjadi

Hepatitis C menunjukkan gejala akut hanya pada 15% kasus. Gejalanya seringkali ringan dan tidak kentara, termasuk penurunan nafsu makan, sakit kepala, letih, nyeri otot atau nyeri sendi, dan menurunnya berat badan.Hanya sedikit kasus infeksi akut yang terkait dengan ikterus. Infeksi ini dapat sembuh sendiri tanpa diobati pada 10-50% penderita, dan lebih sering menyerang perempuan usia muda dibandingkan dengan kelompok lain.

Dalam beberapa kasus, Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati, yang dapat dideteksi pada tes darah rutin. Walaupun demikian, beberapa penderita Hepatitis C kronis mengalami kadar enzim hati fluktuasi ataupun normal. Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan tes jika anda pikir anda memiliki resiko terjangkit Hepatitis C atau jika anda pernah berhubungan dengan orang atau benda yang terkontaminasi. Satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah.

Bagaimana Penularan Hepatitis C?
Penularan hepatitis C dapat terjadi karena:
  1. Kontak langsung dengan penderita atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). 
  2. Hubungan Seksual. Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.
  3. Penularan dari ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya. Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan Hepatitis C.
  4. Tindik atau tato di bagian tubuh. Tato juga dapat meningkatkan risiko penularan hepatitis C hingga dua atau tiga kali lipat. Ini bisa disebabkan karena peralatan yang tidak steril atau karena tinta yang digunakan terkontaminasi virus.Tato atau tindik badan yang dilakukan sebelum pertengahan tahun 1980an atau yang dilakukan secara tidak profesional menjadi salah satu penyebabnya, karena masih buruknya teknik steril dalam kondisi tersebut. Risiko tersebut semakin meningkat jika tato yang dibuat lebih besar. Hampir setengah dari warga binaan di lapas menggunakan peralatan pembuatan tato secara bersama-sama. Tato yang dibuat di tempat pembuatan tato yang sah jarang dikaitkan dengan infeksi HCV.
  5. Transfusi darah, produk darah, dan transplantasi organ tanpa penapisan HCV menimbulkan risiko yang tinggi terkena infeksi. Amerika Serikat mewajibkan penapisan universal pada 1992. Sejak saat itu angka infeksi penyakit hepatitis C menurun dari sebelumnya satu dari 200 unit darah, menjadi hanya satu dari 10.000, hingga satu dari 10.000.000 unit darah.
  6. Peralatan rumah sakit juga dapat menularkan hepatitis C termasuk: penggunaan ulang jarum suntik dan spuit, vial obat yang digunakan berkali-kali, kantong infus, dan peralatan bedah yang tidak steril. Standar yang buruk di fasilitas pelayanan kesehatan umum dan gigi menjadi penyebab utama penularan HCV di Mesir, negara dengan angka infeksi tertinggi di dunia.

Bagaimana Pengobatan Penyakit Hepatitis C?
Tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Hepatitis C kronis dapat diobati dengan Pegylated Interferon dan Ribavirin. Pengobatan saat ini menggunakan kombinasi interferon pegilasi dan obat antivirus ribavirin selama 24 atau 48 minggu, bergantung pada tipe HCV. Hasilnya lebih baik pada 50–60% pasien yang diobati.

Kebanyakan bentuk interferon alfa hanya dapat bertahan satu hari tetapi dapat dimodifikasi melalui proses pegilasi untuk membuatnya bertahan lebih lama. Meskipun interferon alfa dapat digunakan sebagai obat Hepatitis C tunggal termasuk pegylated interferon, penelitian menunjukkan lebih efektif bila dikombinasi dengan anti virus ribavirin.
  • Interferon alfa
Adalah suatu protein yang dibuat secara alami oleh tubuh manusia untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh/imunitas dan mengatur fungsi sel lainnya. Obat yang direkomendasikan untuk penyakit Hepatitis C kronis adalah dari inteferon alfa bisa dalam bentuk alami ataupun sintetisnya.
  • Pegylated interferon alfa
Dibuat dengan menggabungkan molekul yang larut air yang disebut "polyethylene glycol (PEG)" dengan molekul interferon alfa. Modifikasi interferon alfa ini lebih lama ada dalam tubuh, dan penelitian menunjukkan lebih efektif dalam membuat respon bertahan terhadap virus dari pasien Hepatitis C kronis dibandingkan interferon alfa biasa.
  • Ribavirin
Adalah obat anti virus yang digunakan bersama interferon alfa untuk pengobatan Hepatitis C kronis. Ribavirin kalau dipakai tunggal tidak efektif melawan virus Hepatitis C, tetapi dengan kombinasi interferon alfa, lebih efektif daripada inteferon alfa sendiri.

Anda mencari Obat Alami untuk Hepatitis?
Gunakan Obat Herbal Alami Berikut ini:


Terbuat dari bahan alami, tanpa efek samping dan tanpa bahan kimia, sehingga aman bagi tubuh dan tidak menimbulkan efek samping.

Demikian artikel mengenai Penyakit Hepatitis C, Gejala dan Pengobatannya. Baca juga Penyakit Hepatitis B, Gejala dan Pengobatannya. Semoga Bermanfaat !!